Di akhir tahun 70 an, Pada satu kesempatan, KH Dimyati Rois pergi untuk sebuah urusan di Jakarta. kemudian beliau meninggalkan kamar...
Di akhir tahun 70 an, Pada satu kesempatan, KH Dimyati Rois
pergi untuk sebuah urusan di Jakarta. kemudian beliau meninggalkan kamar dalam
keadaan terkunci. Sepulangnya dari jakarta, beliau membuka kunci kamar dan
menemukan sebuah koper hitam yang beliau yakini itu bukanlah koper miliknya.
Dengan rasa penuh penasaran untuk mengetahui kepemilikan
koper tersebut, beliau mengundang seluruh pengurus pondok pesantren
se-Kaliwungu. Dan ternyata hasilnya , Nihil. Tak ada satupun santri yang merasa
memiliki koper tersebut. Hingga akhirnya, Kyai Dimyati membuka Koper tersebut
dengan maksud menemukan petunjuk atas kepemilikan kopernya. Tampak terdapat
sebuah ijazah yang dikeluarkan oleh Pondok Pesantren Mamb'ul Ma'arif, Denanyar
Jombang beserta uang sejumlah 3000 rupiah.
Dengan niat ingin mengembalikan koper hitam itu kepada
pemiliknya, Sang Kyaipun bertolak menuju ke Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif,
Denanyar Jombang. Sesampainya disana, beliau bertanya langsung kepada KH. Bisri
Syansuri, Rois Am PBNU saat itu, Adakah Santri dengan nama yang tertera pada
ijazah tersebut. Mbah KH Bisri pun menjawab pertanyaan tersebut dengan ragu,
sepertinya ada. agar semakin yakin, beliaupun memanggil KH. Ahmad Bisri, Putra Pertama KH. Bisri Syansuri yang pada
saat itu dipasrahi mengelola Pesantren, untuk
mencari Identitas Santri tersebut dan menanyakan tentang kepemilikan
koper itu.
Kyai Ahmad Bisri pun memanggil santri yang dimaksud.
dihadapan ketiga kyai tersebut, Santri yang berasal dari sumatera itu menjawab dengan yakin bahwa kedua koper
nya masih ada di kamar. kemudian, Kyai Ahmad pun mengutus santri itu untuk
mengecek kembali ke kamar, apakah benar masih kedua kopernya masih ada. Setelah
di cek ke kamar, Santri itupun kembali lagi menghadap ketiga Kyai tersebut di
ndalem kasepuhan Pondok Denanyar. Dia menceritakan bahwa telah kehilangan satu
koper yang berisi ijazah dan uang sejumlah 3000 rupiah.
Ketiga kyai tersebutpun tersenyum bersama-sama. Dengan
segera Kyai Dimyati mengembalikan koper tersebut kepada Santri itu.
Dari tutur cerita Kyai Dimyati Rois mengenai misteri koper
hitam itu,penulis mengambil beberapa hikmah cerita diantaranya yaitu ;
1. Allah dengan cara, maksud dan tujuan-Nya telah mengatur
sedemikian rupa hubungan antar makhluknya.
2. Allah dengan segala qodrat dan irodatnya selalu memiliki
rahasia yang tidak akan diketahui oleh bahkan kekasih-Nya. yang bisa kita
lakukan hanyalah selalu belajar memiliki prasangka yang baik dan selalu mencoba
mengambil hikmah dalam setiap kode ilahi yang di sampaikan kepada kita.
Di akhir cerita, beliau KH Dimyati Rois, berkomentar sembari
tersenyum mengingat cerita koper hitam tersebut :
"Menowo Gusti Allah pengen nyerakke aku nang Mbah
Bisri, Ben kenal"
Artinya “Mungkin Allah ingin mengenalkan saya dengan Mbah Bisri"
diceritakan oleh KH. Dimyati Rois, Pondok Pesantren al-Fadlu wal-Fadhilah, Kaliwungu, Kendal.
COMMENTS