Oleh: Saifullah* Sengaja saya tulis berita ini menjelang Muktamar Sastra (2018) yang akan berlangsung di Situbondo, agar dapat diket...
Oleh: Saifullah*
Sengaja saya tulis berita ini menjelang Muktamar Sastra (2018) yang akan berlangsung di Situbondo, agar dapat diketahui oleh semua pihak khususnya oleh warga NU bahwa ternyata KH. Badri Mashduqi memiliki karya Shalawat An-Nahdliyah. Dari sekian naskah syair-syair berbahasa Arab karya KH. Badri Mashduqi ternyata ada pula karya berupa Shalawat An-Nahdliyah yang saya temukan di perpustakaan beliau.
Dalam perpustakaan tersebut terdapat pula syair-syair beliau berbahasa Indonesia dan bahasa Madura. Hal ini tidaklah mengherankan lantaran ibunda beliau yang bernama Nyai Hj. Fatmah Mawardi memang pengarang syair Madura, yang sekarang sudah terbit bukunya, Ny. Hj. Fatmah Mawardi Keteladanan dan Karya Syiirannya. Titisan darah seorang ibunda yang ahli syair mengalir kepada seorang putranya, KH. Badri Mashduqi.
Sepak terjang KH. Badri Mashduqi tercatat pernah menjabat ketua Tanfidziyah dalam satu periode. Selanjutnya beliau menjabat Rais Syuriyah Cabang Kraksaan mulai tahun 1975 sampai 1984 yang melanjutkan jabatan seorang gurunya, KH. Zaini Mun'im, sebagai Rais Syuriyah Cabang Kraksaan. Di jajaran Syuriyah NU Wilayah Jawa Timur KH. Badri Mashduqi sebagai Rais Tsalis. Tentang kecintaan KH. Badri Mashduqi pada NU tidaklah diragukan lagi.
Beliau juga paham sejarah kelahiran NU. Karya makalahnya menujukkan, beliau memiliki karya makalah dengan judul Sekelumit tentang Nahdlatul Ulama. Karya makalah ini berjumlah 7 halaman, yang di dalam makalah ini berisi sejarah sebelum NU berdiri sampai NU menjadi partai politik serta berfusinya NU pada PPP pada tahun 1973. Jadi beliau amat paham sejarah NU.
Adanya naskah karya KH. Badri Mashduqi tentang Shalawat An-Nahdliyah sekarang masih disimpan rapi di lembaga Syaikh Badri Institute (SBI). Jadi ternyata, tidak hanya paman KH. Badri Mashduqi (KH. Hasan Abdul Wafi) yang menulis karya Shalawat An-Nahdliyah, KH. Badri Mashduqi juga menulis karya Shalawat An-Nahdliyah dengan versi yang berbeda.
KH. Badri Mashduqi telah wafat pada tahun 2002 dan meninggalkan banyak karya, termasuk karya Shalawat An-Nahdliyah. Semoga karya beliau bermanfaat khususnya bagi warga NU secara keseluruhan. Aamiin.
_____________________
*Saifullah (Ketua Syaikh Badri Institute)
Kraksaan, 17 Desember 2018
COMMENTS