Surabaya – Ingin berkontribusi bagi korban bencana alam di Pacitan, Pengurus Wilayah Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama Jawa Timur ...
Surabaya – Ingin berkontribusi bagi korban bencana alam di Pacitan, Pengurus Wilayah Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama Jawa Timur atau PW LTN NU Jatim akan mengirim tim khusus. Mereka terdiri dari akademisi, peneliti dan praktisi kejiwaan yang lebih menekankan pada pemulihan trauma anak.
“Kami mengambil peran dalam penguatan psikologi, sosial, serta agama anak korban bencana alam Pacitan melalui program trauma healing based on literacy atau pemulihan trauma berbasis literasi,” kata Nailatin Fauziyah, Rabu (6/12).
Dijelaskan dosen Fakultas Psikologi dan Kesehatan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya tersebut, program ini membantu anak-anak korban bencana alam untuk mengatasi pengalaman trumatiknya melalui menulis, membaca, bercerita, menggambar, bermain peran, mengaji, dan berdoa.
Misalnya melalui menulis, anak-anak bisa mengekspresikan hal-hal yang dirasakan dan yang ada dalam pikiran. “Demikian juga yang yang menggelisahkan maupun yang diharapkan,” jelasnya. Melalui berdoa, maka mereka belajar untuk cerdas spiritual, yaitu menghadirkan Allah dalam situasi-situasi yang dialami dalam kehidupan, lanjutnya.
Dalam pandangan pengurus harian PW LTN NU Jatim ini, bencana alam merupakan kejadian yang menimbulkan pengalaman traumatik bagi setiap individu, terlebih lagi anak-anak.
Khusus anak-anak lebih mengalami kesulitan untuk mengatasi pengalaman traumatik dibandingkan orang dewasa. “Penyebabnya karena keterbatasan pengalaman hidup, keterampilan dalam menyelesaikan masalah, kemampuan untuk mengatasi situasi sulit, mengkespresikan apa yang dirasa dan dipikirkan, juga untuk menjelaskan kebutuhannya,” katanya.
Bagi Nailatin, lingkungan memiliki peran penting untuk membantu anak agar mampu mengatasi pengalaman traumatis tersebut, membantu anak untuk tetap tangguh dalam menjalani kehidupannya di masa depan.
Tim yang beranggotakan sejumlah pengurus dari PW LTN NU Jatim dan dosen serta mahasiswa UIN Sunan Ampel tersebut rencananya berangkat Jumat (7/12). “Diupayakan sampai tiga hari sebagai tahap awal,” pungkas Nailatin. (s@if)
COMMENTS