Oleh: KH. A. Mustofa Bisri Ibadah haji, adalah pilihan. Limpahan rahmat yang datang dari kebesaran, dan keagungan Allah. Ia tidak...
Oleh:
KH. A. Mustofa Bisri
Ibadah
haji, adalah pilihan. Limpahan rahmat yang datang dari kebesaran, dan keagungan
Allah. Ia tidak semata berurusan dengan perhitungan matematis. Tidak ada
kaitannya dengan”punya” atau “tidak punya” biaya untuk bisa sampai kesana. Jika
ibadah haji semata berurusan dengan uang, dengan harta kekayaan, barangkali
saya adalah salah seorang “korban” yang mustahil bisa sampai kesana.
Nyatanya,
hanya dengan keyakinan penuh atas Kemurahan dan Ke-mahamengerti-an Allah, saya
toh bisa kesana. Bahkan berkali-kali. Persoalannya, apakah setiap orang bisa
meletakkan keyakinannya dalam proporsi yang tepat? Itu saja. Maka ibadah haji
bagi saya, adalah karunia. Adalah sebuah hidayah. Adalah juga, sebuah
keajaiban.
Ada seorang
penyanyi terkenal asal Mesir, Umi Kulsum namanya, seorang hafidzatul quran,
yang dikaruniai pula oleh Allah harta kekayaan melimpah-ruah. Pokoknya lengkap. Secara
akal sehat, ia akan dengan sangat gampang untuk “menyebrang” menuju Makkah. Tak
ada persoalan berarti bagi orang sekelas dan semampu dia. Jarak antara
Mesir-Makkah pun cukup dekat, tentu, jika dibandingkan dengan Indonesia yang
harus melewati lima samudra. Tapi entah mengapa, sampai mati Umi Kulsum tak
pernah “dipilih” Allah untuk menunaikan haji. “Nasib” Umi Kulsum, ternyata
tidak seindah nasib seorang kusir dokar.
_____________________
Tulisan asli berjudul: Haji: Pilihan, diambil dari buku: Keajaiban Haji
COMMENTS