Sidoarjo- Ngaji medsos yang digagas oleh Alumni Alfalah Ploso area Sidoarjo menjadi magnet atau daya tarik lintas alumni. Para alumni wil...
Sidoarjo- Ngaji medsos yang digagas oleh Alumni Alfalah Ploso area Sidoarjo menjadi magnet atau daya tarik lintas alumni. Para alumni wilayah sidoarjo yang tergabung dalam FKPD (Forum Komunikasi Putra Delta) ini merupakan langkah awal untuk mensinerjikan media dengan pesantren, khususnya alumni.
"Harapan ke depan, seluruh alumni Pesantren Ploso melek media, dengan artian faham cara mengelola dan mengoptimalkan website maupun pengajian online. Sebab pesantren merupakan lumbung ilmu dan gudangnya para alim, sudah saatnya memaksakan diri untuk mengenal cara berdakwah via online, baik streaming, facebook, twitter dan instagram. Alhamdulillah, Alumni Ploso Putra Delta yang mengawalinya" tutur Gus Jajuk. Para peserta diharapkan dari kalangan alumni dan pengurus pesantren yang diamanahi mengelola website pondok.
Senada dengan penuturan Gus Jajuk. Khadim PW LTN NU Ahmad Najib menegaskan bahwa Pesantren sudah saatnya memiliki benteng pertahanan media, dan mampu menunjukkan karakter Islam Rahmatan lil alamin pada Dunia. Insyaallah jika seluruh pesantren memiliki kecakapan di bidang ini, niscaya tak mudah terkoyak oleh kelompok manapun. PW LTNNU sendiri selaku badan penerbitan, literasi, komunikasi dan informasi akan membuatkan semacam buku panduan bermedsos dengan sehat.
Sedangkan menurut Hakim Jayli selaku pimpinan TV9, menafsirkan tampar pada lambang NU itu sebenarnya adalah pengikat atau jaringan. Sehingga berjejaring antar pesantren itu salah satu metode dakwah yang tepat di era cyber. Salah satu Caranya adalah berjejaring lewat media. Namun harus ada regulasi dalam mempelajari media, ada strategi, ada sistem yang tidak boleh serampangan. "Al haqqu bila nidzomin yaghlibuhul bathil binidzomin" artinya kebenaran dengan tanpa terorganisir akan terkalahkan oleh kebatilan yang terorganisir".
Acara ngaji medsos ini juga dihadiri ustadz Makruf Khozin yang berbagi tips cara bermedsos dengan ramah, santun serta solutif. Selanjutnya puncak acara, dipungkasi oleh Syaifullah Ibnu Nawawi yang mengajarkan cara menjadi jurnalis yang tepat dan cepat. Beberapa peserta diminta untuk maju dan menceritakan ulang selama ngaji medsos berlangsung. Dan ini menjadi salah satu kiat untuk menggugah semangat untuk menulis, memperhatikan dan meliput berita. Penutupan ngaji medsos disertai makan bareng khas pondok (talaman) serta terong bakar yang menjadi ciri khas pesantren. (@mi)
COMMENTS