Oleh: Habib Luthfi Bin Yahya Dalam menikmati musik, setiap orang pasti mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Perubahan minat seseo...
Oleh: Habib Luthfi Bin Yahya
Dalam
menikmati musik, setiap orang pasti mengalami pergeseran dari waktu ke waktu.
Perubahan minat seseorang terhadap genre
atau warna musik, tak bisa dilepaskan dari bertambahnya usia manusia.
Saya sendiri
juga mengalami pergeseran minat dengan musik, senang dengan musik sejak kecil,
dan waktu masih muda, musik kegemaran saya adalah yang bernuansa keras, tetapi
sekarang saya suka musik yang santai, seperti musik pop, jaz, keroncong, dan musik
klasik, yang bisa menjadi teman dalam mengisi hidup sehari-hari.
Apa manfaat
musik? Musik menjadikan hidup terasa penuh warna. Ia bisa menjadi sarana
memaknai hidup agar lebih bermakna. Hingga pada gilirannya, mendorong kita
untuk mensyukuri nikmat dan karunia Allah Swt. Contoh
kecil, barangkali, pada saat istri kita menyiapkan makanan di meja makan,
sembari menunggu makanan tersaji di meja makan, kita bisa memutar dan
mendengarkan musik. Kita meresapi alunan musik yang ada. Maka suasana di meja
makan pun akan lebih terasa mengesankan. Makan pun menjadi lebih nikmat.
Tak hanya
suka musik. Di rumah, saya memiliki studio (musik) sendiri. Di studio itulah,
apabila sedang tak ada kesibukan, saya bermain musik dengan anggota keluarga
atau teman-teman untuk menghilangkan kejenuhan. Di bulan
maulud, saya dan keluarga biasa memainkan musik untuk menghibur tamu-tamu yang
menginap di rumah. Kita suguhkan musik-musik yang membawa nafas kesejukan dan
kedamaian.
Selain musik,
waktu kecil, saya suka berziarah, mengantarkan (membantu) orang susah, seperti
mengantarkan jenazah ke pemakaman, walaupun pada saat itu, belum tahu dapat
pahala atau tidak.
Prinsip
Universal Musik
Berbicara
musik, harus dilihat sebagai pemahaman secara global. Ketergantungan terhadap
alat (musik) atau tidak?. Karena seni itu menyangkut banyak hal. Seni juga banyak
macamnya. Selain seni musik ada seni suara, seni tari, dan lain sebagainya.
Nah, seni musik sendiri, ada koridor-koridornya. Dan tidak mungkin untuk
membikin syair yang berlebihan.
Dalam Islam,
yang tidak diperbolehkan itu, musik yang bisa mendorong orang untuk melakukan
hal-hal atau tindakan yang negatif. Contohnya, membuat syair yang bisa
merangsang kepada perempuan dan atau sebaliknya. Sebenarnya,
yang menjadikan sesuatu itu tidak diperbolehkan, termasuk musik adalah, jika
membuat lalai dan melupakan Allah Swt. Tidak hanya musik. Apapun itu.
Tidak usah
jauh-jauh ke persoalan musik. Makanan yang halal, uangnya didapat dengan cara
yang halal pula, tetapi kalau terlalu berlebihan membuat perut kekenyangan
hingga sampai muntah, itu juga tidak diperbolehkan.
Kembali ke
persoalan musik. Terbang dan gendang itu termasuk alat musik. Dalam Islam,
terbang itu diperbolehkan. Tetapi kalau itu menjadikan terjadinya sesuatu
akibat yang tidak baik, dan bisa melalaikan, mengingat kepada Allah Swt, maka
tidak diperbolehkan juga. Tetapi yang
harus dipahami dan menjadi catatan di sini adalah, bahwa Islam tidak sempit
memahami persoalan musik. Jalaluddin Rumi, menggunakan musik untuk mendekatkan
diri kepada Allah Sw. Lewat musik, Rumi sampai pada hulul ila Allah.
Persoalannya
adalah, bagaimana kita bisa menempatkan dan membuat orang memerlukan musik,
yang pada akhirnya, orang bisa merasa perlu dengan musik, dan menjadikan musik sebagai
sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Musik itu
universal. Tidak sekedar yang bergantung dengan alat. Kita mendengarkan
gemericik air sungai, kita dengarkan dengan seksama dan kita hayati, maka akan
terdengar sebuah alunan musik yang sangat menawan. Musik alami ciptaan Sang
Pencipta, Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.
Inilah
sebuah catatan penting yang harus dipahami.
Musik itu bisa kita gapai tanpa alat musik. Lebih dari itu, musik adalah
bagian dari seni. Dan hidup itu sendiri adalah seni. Ada banyak
hal yang harus kita pahami dalam memaknai musik. Karena pada dasarnya, prinsip
universal musik adalah menghibur dan membahagiakan si pendengar. Tidak untuk
mengajak berantem. Tidak mengajak untuk bermabuk-mabukan. Apa hubungannya musik
dengan minuman keras? Apa hubungannya musik dengan tawuran? Musik tidak ada
hubungan dengan keduanya itu.
Jadi,
tergantung siapa yang menggunakan dan memaknai musik. Bagi yang bisa menghayati
dan memaknainya, musik akan menghantarkannya kepada rasa syukur kepada Allah.
Dan pada gilirannya, akan berpengaruh dalam sikap hidup yang bersahaja, baik di
keluarga maupun di lingkungan sosialnya.
Hal berbeda
akan muncul jika musik diperdengarkan di hadapan orang-orang yang tidak bisa
menghayati dan memaknainya. Apalagi, jika musik menjadi ajang pelampiasan emosi.
Sebuah pemandangan yang sangat ironis dan tidak diinginkan seperti tawuran dan
mabuk-mabukan, bisa saja terjadi. Akhirnya, musik yang seharusnya bisa
disuguhkan dengan baik, menjadi tidak bisa dinikmati.
Meski
begitu, kita tidak bisa mengkambing-hitamkan musik. Karena prinsip musik itu
sendiri sebenarnya adalah menghibur. Tidak ada orang menciptakan musik supaya
berantem. Itu tidak ada. Orang yang tahu
seni, tahu musik, tidak akan merusak. Musik tidak ada kaitannya dengan minuman
keras, narkoba, tidak ada kaitannya dengan berantem.
___________________________________
Habib
Luthfi bin Yahya
"Memahami
Prinsip Universal Musik"
Sumber:
Buku Kyai, Musik dan Kitab Kuning
Penerbit:
Desantara
COMMENTS