Oleh: Wafiyul Ahdi Di tahun 1993 menjelang Muktamar cipasung yang fenomenal itu, Gus Dur mengajak 8 temannya untuk berangkat haji deng...
Oleh: Wafiyul Ahdi
Di tahun 1993 menjelang Muktamar cipasung yang fenomenal itu, Gus Dur mengajak 8 temannya untuk berangkat haji dengan misi khusus, yaitu, membaca wiridan tertentu pada hari wukuf di Arafah dengan tujuan untuk kelancaran Muktamar Cipasung. Diantara 8 teman Gus Dur yang berangkat itu ada Abah Amanullah, kakak-beradik Kyai Muadz dan Kyai Nukman Thohir asal Kajen, Haji Masnuh.
Misi khusus tersebut mulai dilaksanakan sejak malam tepat di hari Arafah sampai terbenamnya matahari di tanggal 9 DzulHijjah. Kesembilan orang tersebut mulai mencari posisi masing-masing untuk membaca wiridan tsb sebanyak 9000 kali, hal ini menyebabkan mereka semua tidak sempat bertegur sapa, dan bahkan istirahatnya cukup hanya sholat dan buang hajat ke toilet saja.
Ditengah khusuknya mereka wiridan, tiba-tiba Abah Amanullah terlihat jalan-jalan santai tanpa beban, tidak seperti yang lainnya khusyuk membaca wiridan. Gus Dur pun cuma melihat gerak-gerik abah dengan penuh tanda tanya tanpa sempat bertanya.
Setelah merampungkan wukuf dan misi khususnya selesai, tiba-tiba Gus Dur bertanya : Man Aman (Paman Amanullah), sampeyan tadi kok kelihatan santai gak kayak teman lainnya yang serius wiridan? Dengan santainya Abah Amanullah menjawab : "santri cerdas yo ngene iki. Gak perlu Wiridan 9000 kali. Iki lho nang Arafah, mesti ganjarane dilipat gandakan ping pirang2. (santri cerdas ya seperti ini. Gak perlu membaca wiridan 9000 kali. Ini di tanah arafah, pasti pahalanya dilipat gandakan berkali-kali), minimal itu الحسنة بعشر امثالها.
Mendengar jawaban itu, Gus Dur langsung terpingkal-pingkal sambil mengancam : "awas yo, nek ono opo-opo karo muktamar engko tanggung jawabe Man Aman. (awas ya, kalau ada apa-apa dengan muktamar nanti tanggung jawabnya Paman Aman). Abah pun menimpali : "Gak usah kuatir, NU milik Gusti Allah, jadi pasti dijaga sama Gusti Allah.
Mereka bersembilan pun tertawa ngakak bersama. Dan Gus Dur tidak pernah bisa marah kepada Man Amanullah yang cerdas itu.
_______________________
Dari: Wafiyul Ahdi bin KH. Amanullah. Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang
Sumber cerita : Kyai Muadz Thohir, saat bercerita di haul KH. Amanullah. Lahumal Fatihah.
COMMENTS