Oleh: Gus Afifuddin Dimyathi Kyai Usman sejak menjadi santri sudah terkenal keta'dhimanya kepada gurunya, Kyai Romli. sangking taw...
Oleh: Gus Afifuddin Dimyathi
Kyai Usman sejak menjadi santri sudah terkenal keta'dhimanya kepada gurunya, Kyai Romli. sangking tawadhu'nya dan ta'dhimnya, setiap Kyai Usman sowan ke Mbah Kyai Romli di Jombang, Kyai Usman jalan kaki dari ndalemnya di Surabaya ke Jombang.
Cerita keta'dhiman lainya, pernah suatu hari, di pagi hari. Kyai Usman sudah sampai di ndalem Mbah Kyai Romli. Kyai Usman menunggu Mbah Kyai Romli di teras luar pintu, Mbah Kyai Romli tidak tahu kalau ada Kyai Usman. Lha ketika Mbah Kyai Romli keluar, ternyata Mbah Kyai Romli hendak pergi ke Tebuireng menghadiri sebuah acara. Mbah Kyai Romli langsung berpesan ke Kyai Usman, "sek yo Man, aku tak nang tebuireng diluk, awakmu entenono nang kene" (sebentar ya Man, aku ke Tebuireng sebentar, kamu tunggu saja disini). "inggih, Yai" jawab Kyai Usman.
Ternyata waktu di Tebuireng, Mbah Kyai Romli lupa kalau dirumah ada Kyai Usman yang sedang menunggu. Sampai akhirnya Mbah Kyai Romli pulang menjelang maghrib. Sesampai dirumah, Mbah Kyai Romli kaget, ternyata Kyai Usman masih ditempatnya dengan posisi yang tidak berubah menunggu dengan sabar kepulangan Mbah Kyai Romli dari Tebuireng.
"Ya Allah, awakmu ket mau ngenteni nang kene?" (Ya, Allah, kamu dari tadi tetap menunggu disini?), "inggih, Yai", jawab Kyai Usman.
"Ya Allah, Tak dungakno mulyo uripmu, Usman, mulyo uripmu" (Ya Allah, kudoakan mulia hidupmu, wahai Usman, mulia hidupmu)" dawuh Mbah Kyai Romli penuh doa untuk kemuliaan hidup Kyai Usman.
Pada akhirnya kesabaran dan keikhlasan Kyai Usman sebagai murid dibalas dengan keridhoan Mbah Kyai Romli sebagai guru, keridhoan yang paling diharapkan seorang murid untuk keberkahan ilmunya
Sumber cerita: KH. Mustain Dzul Azmi dari KH. Dimyathi Romli
COMMENTS