Oleh: Ahmad Karomi Salah satu maqolah (ucapan) yang masyhur tatkala bertepatan di hari buku adalah " Khairu jalisin Kitabun" s...
Oleh: Ahmad Karomi
Salah satu maqolah (ucapan) yang masyhur tatkala bertepatan di hari buku adalah " Khairu jalisin Kitabun" sebaik-baiknya teman duduk adalah buku. Sekalipun tulisan terkait buku ini terlambat, bukankah buku tetaplah sebagai teman setia yang tak kenal kata terlambat?! "
Mengapa buku berperan penting?! sebab buku adalah memori penyimpan, ibarat dalam dunia teknologi berupa Memori Eksternal, yang di dalamnya memiliki rekam jejak suatu bangsa, peristiwa, peradaban, ideologi, dan lain-lain. Dalam catatan sejarah, Julius Caesar dari Romawi yang mendukung kekuasaan Cleopatra, membumihanguskan Mesir. Tragedi ini menghancurkan kurang lebih 40.000 buku yang disimpan dalam gudang pelabuhan. Perpustakaan Alexandria sendiri akhirnya hancur. Mengutip ucapan Heinrich Heine: "Dimanapun mereka membakar buku, pada akhirnya mereka akan membakar manusia."
Ada hal yang patut dicermati terkait buku; pertama Minat baca, kedua Minat buku. Seseorang akan membuka buku (minimal membawa saja) bermula dari membaca.
Minat baca adalah rasa ketertarikan seseorang untuk membaca, meskipun media yang dia baca lecek, berdebu, usang tak bersampul.
Sedangkan minat buku adalah rasa cinta kepada buku yang di realisasikan sebagai koleksi sembari memenuhi Rak Bukunya, Bahkan akan bepergian kemana-mana, ngalor ngidul hanya menbawa buku tapi tidak pernah di baca, motifnya pun beraneka ragam, dari sekedar ingin dipinjamkan, dibawa, bahkan diperjualbelikan.
Perkembangan teknologi dewasa ini menginisiasi digitalisasi buku dan dikemas sebagai e-book. Walhasil, ratusan buku cukup diringkas dalam satu aplikasi lalu dimasukkan dalam saku. Praktis bukan?! Akan tetapi masih layakkah buku dengan khas kertasnya sebagai teman mengarungi waktu?!
Dua perangkat ini sama-sama memiliki kekurangan tanpa mengesampingkan kelebihannya. Buku dalam rupa kertas sisi minusnya adalah mudah robek, terbakar, apalagi kertas itu mahal. Sedangkan minusnya digital adalah virus, dan kurang tertariknya masyarakat pedalaman akan hal ini. Silahkan pilih mana yang lebih memikat. Toh, tujuannya adalah sama-sama memberikan pengetahuan. Kekeliruan terbesar adalah tidak memanfaatkan dua fasilitas ini.
Saya pribadi suka dengan buku kertas ketimbang e-book. Sensasi aroma khas kertas sangat berbeda dengan buku elektronik. Tak heran bilamana dalam tingkatan kertas pun memiliki kasta dari kertas yang paling murah hingga mahal.
Dengan demikian, Buku dalam bentuk apapun takkan ditinggalkan penggemarnya. Meskipun itu Buku Rekening atau sekedar Bukurupa (facebook). Yakinlah!
Blitar, 18-05-2017
_______________
Salah satu maqolah (ucapan) yang masyhur tatkala bertepatan di hari buku adalah " Khairu jalisin Kitabun" sebaik-baiknya teman duduk adalah buku. Sekalipun tulisan terkait buku ini terlambat, bukankah buku tetaplah sebagai teman setia yang tak kenal kata terlambat?! "
Mengapa buku berperan penting?! sebab buku adalah memori penyimpan, ibarat dalam dunia teknologi berupa Memori Eksternal, yang di dalamnya memiliki rekam jejak suatu bangsa, peristiwa, peradaban, ideologi, dan lain-lain. Dalam catatan sejarah, Julius Caesar dari Romawi yang mendukung kekuasaan Cleopatra, membumihanguskan Mesir. Tragedi ini menghancurkan kurang lebih 40.000 buku yang disimpan dalam gudang pelabuhan. Perpustakaan Alexandria sendiri akhirnya hancur. Mengutip ucapan Heinrich Heine: "Dimanapun mereka membakar buku, pada akhirnya mereka akan membakar manusia."
Ada hal yang patut dicermati terkait buku; pertama Minat baca, kedua Minat buku. Seseorang akan membuka buku (minimal membawa saja) bermula dari membaca.
Minat baca adalah rasa ketertarikan seseorang untuk membaca, meskipun media yang dia baca lecek, berdebu, usang tak bersampul.
Sedangkan minat buku adalah rasa cinta kepada buku yang di realisasikan sebagai koleksi sembari memenuhi Rak Bukunya, Bahkan akan bepergian kemana-mana, ngalor ngidul hanya menbawa buku tapi tidak pernah di baca, motifnya pun beraneka ragam, dari sekedar ingin dipinjamkan, dibawa, bahkan diperjualbelikan.
Perkembangan teknologi dewasa ini menginisiasi digitalisasi buku dan dikemas sebagai e-book. Walhasil, ratusan buku cukup diringkas dalam satu aplikasi lalu dimasukkan dalam saku. Praktis bukan?! Akan tetapi masih layakkah buku dengan khas kertasnya sebagai teman mengarungi waktu?!
Dua perangkat ini sama-sama memiliki kekurangan tanpa mengesampingkan kelebihannya. Buku dalam rupa kertas sisi minusnya adalah mudah robek, terbakar, apalagi kertas itu mahal. Sedangkan minusnya digital adalah virus, dan kurang tertariknya masyarakat pedalaman akan hal ini. Silahkan pilih mana yang lebih memikat. Toh, tujuannya adalah sama-sama memberikan pengetahuan. Kekeliruan terbesar adalah tidak memanfaatkan dua fasilitas ini.
Saya pribadi suka dengan buku kertas ketimbang e-book. Sensasi aroma khas kertas sangat berbeda dengan buku elektronik. Tak heran bilamana dalam tingkatan kertas pun memiliki kasta dari kertas yang paling murah hingga mahal.
Dengan demikian, Buku dalam bentuk apapun takkan ditinggalkan penggemarnya. Meskipun itu Buku Rekening atau sekedar Bukurupa (facebook). Yakinlah!
Blitar, 18-05-2017
_______________
Ahmad Karomi
PW LTNNU Jatim
COMMENTS