Jakarta – Tingginya penikmat jasa internet di tanah air, menjadi sarana efektif bagi pegiat website untuk menebar Islam damai. Hal ini ju...
Jakarta – Tingginya penikmat jasa
internet di tanah air, menjadi sarana efektif bagi pegiat website untuk menebar
Islam damai. Hal ini juga diimbangi dengan meningkatnya kelas ekonomi, serta
tumbuhnya kesadaran keagamaan.
Pandangan ini disampaikan Savic Ali
saat tampil pada kegiatan Workshop Pencegahan Propaganda Radikal Terorisme di
Dunia Maya, Kamis (23/3). Kegiatan
terselenggara atas kerjasama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme atau BNPT
dengan NU Online yang berlangsung sejak 22 hingga 24/3.
“Setidaknya ada kurang lebih seratus
juta pengguna internet di tanah air, yang sebagian besar adalam muslim” kata
Savic Ali di hadapan peserta se-Indonesia tersebut. Karena itu, menyediakan
konten kegamaan yang menyebarkan kedamaian adalah sangat efektif, lanjutnya.
Sehingga, kalau kemudian yang justru
muncul adalah website dengan konten yang menebar kebencian, maka hal tersebut
cukup membahayakan. “Ini justru ancaman yang sangat berbahaya,” tandas Savic.
Kekhawatiran semakin beralasan
lantaran dalam sebuah survey, tidak kurang puluhan juta muslim di tanah air
yang justru mendukung radikalisme. “Untung saja kontrol senjata cukup baik,”
sergahnya. Hal ini membuat kelompok-kelompok radikal tidak dapat berkembang
lebih leluasa, lanjutnya.
Bagi Savic, kemudahan masyarakat
dalam mengakses internet, harusnya dimanfaatkan sebagai sarana counter narasi
sehingga yang tersebar adalah konten Islam yang menebarkan perdamaian dan
kesejukan.
Pada diskusi tersebut tampil bersama
Savic, yakni Drs Hamidin dari BNPT, serta Septiaji Eko Nugroho dari Ketua
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia. (@mi/@if)
COMMENTS