Meneladani KH. Bisri Syamsuri Jombang . Haul Alm. KH Bisri Syamsuri (28/03/2017) yang dihadiri Rais Aam KH Ma'ruf Amin, KH....
Meneladani KH. Bisri Syamsuri
Jombang. Haul Alm. KH Bisri Syamsuri (28/03/2017) yang dihadiri Rais Aam KH Ma'ruf Amin, KH. Miftahul Akhyar, KH. Anwar Manshur, KH. Nurul Huda Djazuli, KH. Said Aqil Siradj berlangsung khidmat, acara diawali tahlil doa dilanjutkan pembacaan manaqib KH. Bisri Syamsuri sebagai pecinta Fiqh sepanjang hayat, meskipun sempat turun rintik hujan yang seakan ikut menyirami tanah Denanyar Jombang tak menyurutkan antusias muhibbin untuk tetap khusyuk mengikuti acara.
"KH. Bisri Syamsuri adalah qudwatuna (panutan kita) yang memiliki ketawadluan luar biasa, dimana tatkala beliau ditunjuk sebagai Rais Aam untuk menggantikan KH. Wahab Hasbullah, beliau tidak berkenan. Sebab bagi beliau, KH Wahab Hasbullah lebih senior dan lebih alim. Sehingga KH. Bisri Syamsuri resmi berkenan menjadi Rais Aam menggantikan KH. Wahab Hasbullah karena sebab, yakni KH. Wahab Hasbullah dipanggil keharibaan Sang Khaliq. Dulu ulama kita berebut tidak bersedia jadi, namun di jaman sekarang berebut untuk minta jadi" Ucap KH. Ma'ruf Amin.
"Pesantren harus mempersiapkan generasi Ulama yang tangguh atau 'i'dadul mutafaqqihin fiddin wa rijalal ishlah" layaknya KH. Bisri Syamsuri melalui Pondok Denanyar berhasil mencetak pakar-pakar agama dan tokoh-tokoh perbaikan. Sehingga lahirlah ulama-ulama yang meneruskan perjuangan pendiri bangsa. Saya sendiri termasuk alumni Tebuireng Jombang yang merupakan kiblat pesantren saat itu" tandas Kyai yang suka berserban ini.
"Selain itu, beliau juga konsisten melaksanakan tugas keumatan & kebangsaan melalui Nahdlatul Ulama. Sebab ulama memang punya tugas keumatan sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Ketika Rasulullah SAW menjelang wafat, beliau mengatakan ummati (umatku)" imbuh Rais Aam KH. Ma'ruf Amin.
Sekarang ini tantangan kebangsaan atau mas'uliyah wathaniyah makin besar. Sekarang ini banyak orang yang sesat dan menyesatkan, maka tugas ulama harus menjaga umat (himayatul ummah) dari akidah-akidah yang sesat dan pemikiran-pemikiran yang menyimpang. Diantaranya:
Pertama, pemikiran yang tekstualis atau "aljumud alal ma'qulat" sebagaimana kata Imam Qarafi. Mereka berpendapat kalau tidak ada teksnya dikatakan bi'dah, dan bid'ah dlalalah fin nar . Padahal menurut Imam Qarafi, justru tekstualis itulah kesesatan yang sesungguhnya. Imam Haramain juga pernah menyatakan bahwa syariah itu ada kalanya "manshusah" atau tersurat dalam nash dan ada kalanya "ijtihadiyah". Sedangkan sebagian besar syariah itu adalah masalah "ijtihadiyah",karena nash itu terbatas sementara peristiwa-peristiwa aktual tidak pernah terbatas yang meliputi segala aspek baik sosial, ekonomi, hukum, kesehatan dan sebagainya.
Kedua, pemikiran liberal yang memberikan penafsiran berlebihan sampai-sampai berpendapat bahwa nash bisa kalah dengan maslahat. Misalnya, poligami itu bisa diharamkan karena tidak maslahat, padahal nash Al-Qur'an jelas-jelas membolehkan.
Adapun NU menyikapi pemikiran-pemikiran diatas menggunakan al-jam'u (kompromi dua hal). Seperti Agama dan Pancasila disikapi bahwa Agama adalah aqidah, Pancasila adalah dasar berbangsa dan bernegara. Dua-duanya saling menguatkan, yang tidak bisa menggantikan posisi satu sama lainnya. Ini termasuk salah satu mas'uliyah wathoniyah yang sudah disepakati oleh ulama NU." Terang KH. Ma'ruf Amin.
Akhirnya, sebagai penutup KH. Ma'ruf Amin mengajak jamaah yang hadir untuk meneladani KH. Bisri Syamsuri. Bagi KH. Ma'ruf, KH. Bisri Syamsuri adalah orang yang baik, alim dan shaleh, dicintai ketika hidup maupun wafatnya. KH. Ma'ruf Mengutip syair yang biasa dikutip oleh KH. Wahid Hasyim:
ولدتك امك ياابن ادم باكيا، والناس حولك يضحكون سرورا، واجهد لنفسك ان تكون اذا بكوا في يوم موتك ضاحكا مسرورا
Artinya:
Ketika lahir, engkau menangis sementara orang-orang di sekitarmu tertawa bahagia, maka berjuanglah ketika engkau meninggal nanti, orang-orang di sekitarmu menangis tapi dirimu sendiri tertawa bahagia.(@mi/afif)
COMMENTS