Situbondo -- Sejak Rabu hingga Kamis (11-12/1), Ikatan Alumni Ma'had Aly Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbon...
Situbondo -- Sejak Rabu hingga Kamis (11-12/1), Ikatan Alumni Ma'had Aly Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo, PW Lembaga Ta'lif wan Nasyr dan TV9 NUsantara menyelenggarakan seminar nasional. Kegiatan yang mengambil tema Refleksi 33 Tahun Khittah NU tersebut menghasilkan sejumlah kesimpulan dan rekomendasi.
Khittah NU adalah jati diri harakah atau gerakan keagamaan dan kemasyarakatan NU yang bersifat tetap atau tsabit dan harga mati. "Karenanya harus dilaksanakan oleh seluruh warga dan pengurus NU di semua level," kata MN Harisuddin, Kamis (12/1) petang.
Dosen pascasarjana IAIN Jember yang ditunjuk sebagai juru bicara kegiatan tersebut mengemukakan bahwa Khittah NU adalah panduan, alat ukur dan haluan organisasi bagi pengurus di semua level. "Dan warga NU dalam menyikapi berbagai permasalahan kekinian yang sangat dinamis dan cepat berubah atau mutaghayyirat baik level kebangsaan, keislaman dan keorganisasian," tandas Katib Syuriah PCNU Jember ini.
"Berbagai permasalahan kebangsaan, keislaman dan keorganisasian harus disikapi sebagai realitas yang dipengaruhi oleh konstalasi global," kata Gus Haris, sapaan akrabnya. Karena itu harus disikapi oleh NU dengan menggunakan konsepsi dasar yang ada dalam Khittah NU, lanjutnya di hadapan Menteri Agama RI dan peserta halaqoh ulama tersebut.
Ketua panitia seminar ini mengemukakan bahwa Khittah NU merupakan formula untuk menyembuhkan permasalahan yang terjadi di tengah warga NU, baik kebangsaan, keagamaan dan organisasi.
"Terakhir, memperkuat dan memperbaiki diri perlu dilakukan seluruh warga dan pengurus dalam rangka menciptakan kemandirian NU sebagaimana dimandatkan khittah," pungkasnya.
Seminar juga memberikan rekomendasi sebagai berikut:
1. Menyerukan seluruh pengurus dan warga NU serta kalangan pesantren untuk meneguhkan kembali KhittahNU sebagai landasan berpikar, bersikap dan bertindak warga NU di era liberalisasi infornasi ini.
2. Untuk keperluan peneguhan itu, diperlukan penanaman yang masif dan sosialisasi menyeluruh tentang prinsip dan nilai khittah dalam forum pengkaderan dan pembekalan kepengurusan serta forum kultural kewaragaan NU yang ada.
3. Perlu dilakukan penulisan kembali tentang sejarah panjang dirumuskannya konsep Khittah NU sebagai keputusan organisasi serta implementasi dan penjabarannya sebagai upaya pelaksanaan Khittah NU sebagaimana dimandatkan dalam Muktamar NU di Situbondo.
4. Untuk keperluan pendidikan dan pelestarian nilai khittah, perlu didirikan khittah center dan monumen khittah yang ditempatkan di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyyah Sukorejo, Situbondo. (ful)
Keterangan gambar: MN Harisuddin saat membacakan kesimpulan dan rekomendasi seminar.
Keterangan gambar: MN Harisuddin saat membacakan kesimpulan dan rekomendasi seminar.
COMMENTS