Oleh: Ummu Malihatur Roihana* Di bagian utara Kabupaten Kediri tepatnya di daerah Purwoasri, ada sosok kyai pelindung umat, beliau adalah ...
Oleh: Ummu Malihatur Roihana*
Di bagian utara Kabupaten Kediri tepatnya di daerah Purwoasri, ada sosok kyai pelindung umat, beliau adalah KH. Badrus Sholeh. Pada era mengejar kemerdekaan, bangsa indonesia yang berada di bawah jajahan kaum kolonialis banyak melakukan pertempuran sehingga ribuan nyawa menjadi korban. Sebagai bentuk jihad, Kyai Badrus kala itu ikut membantu para prajurit untuk melawan para penjajah. Dikisahkan, saat Mbahyai mendengar kabar bahwa akan ada prajurit yang berperang, beliau terlebih dahulu memanggil lalu membekalinya dengan wirid YA QOHHAR serta segelas air putih yang telah diberi do’a. Para prajurit yang datang tidak lantas percaya dengan wiridan tersebut, hingga akhirnya ada salah seorang prajurit yang dipukuli dan dibacok dengan belati, ternyata ia benar-benar tidak terluka.Kemudian, pada saat bangsa Indonesia diramaikan dengan ulah para komunis yang tergabung dalam Partai Komunis Indonesia, Mbahyai Badrus kembali membantu dan turut serta melindungi umat dari ancaman dan bahaya kaum komunis. Mbahyai Badrus tak henti-hentinya mengobarkan perlawanan kepada kelompok ini, hingga para komunis berencana untuk menangkap Mbahyai. Para santri sangat ketakutan dan khawatir jika Mbahyai berhasil ditangkap oleh PKI. “Mbahyai, pripun niki rombongan PKI badene nyekel panjenengan?” ungkap salah seorang santri. Kyai Badrus menjawab “Iyo, engko tak pethukane.” Ketika rombongan PKI yang akan menangkap Mbahyai datang, dengan rasa takut santri tersebut berlari dan melihat Mbahyai yang sedang berada di ndalem. Rombongan PKI yang datang langsung masuk dan mencari keberadaan Mbahyai yang tadi sedang duduk di kursi ndalem. Selang beberapa lama, rombongan PKI tadi keluar dengan tangan hampa. Para santri yang menyaksikan kejadian tersebut kaget dan heran bagaimana mungkin Mbahyai yang dari tadi berada di ndalem tidak berhasil ditemukan oleh PKI. Setelah peristiwa tersebut, PKI tidak lagi berani melawan Mbahyai Badrus.
*Mahasiswi STAI Badrus Sholeh Purwoasri Kediri Jawa Timur
COMMENTS