Jombang – Setidaknya ada dua profesor dari The King’s College (TKC) New York Amerika Serikat beberapa waktu berselang mengunjungi Pesant...
Jombang – Setidaknya ada dua
profesor dari The King’s College (TKC) New York Amerika Serikat beberapa waktu
berselang mengunjungi Pesantren Tebuireng. Buah dari kunjungan itu, TKC akan mengirim
sejumlah mahasiswa untuk belajar Islam di pesantren, demikian pula sebaliknya.
Kedua profesor dari TKC
tersebut telah mengunjungi Pesantren Tebuireng akhir Juli lalu. "Mereka
akan mengirimkan 4 hingga 5 mahasiswanya untuk belajar tentang Islam di sini.
Tahun berikutnya, kemungkinan kami yang akan mengirimkan santri ke sana,"
tutur KH Salahuddin Wahid di Dalem Kasepuhan Tebuireng, Rabu (3/8/2016).
Guru besar studi agama dan
teologi TKC Robert Dwight Carle menceritakan, dia baru mengajarkan Islam kepada
mahasiswa TKC setelah Tragedi 9/11 yang meruntuhkan menara kembar WTC di New
York. "Pasca peristiwa 9 Nopember, banyak orang Amerika yang ingin
mengetahui lebih dalam tentang Islam," ujar pria yang akrab dipanggil Bob
ini.
Bob Carle mengungkapkan bahwa
persepsi tentang Islam yang identik dengan terorisme masih cukup melekat di
benak sebagian masyarakat Amerika hingga saat ini. Meski demikian, dia
menyatakan bahwa muslim Amerika lebih moderat dan lebih tenang dibandingkan
saudara mereka di Eropa.
"Muslim Amerika juga lebih
sejahtera dibandingkan dengan muslim negara-negara Eropa. Di beberapa negara
Eropa, muslim tinggal di daerah kumuh, tidak terintegrasi baik dengan
lingkungan, dan merasa terasingkan. Mereka juga cenderung sulit mendapatkan
pekerjaan," imbuh Anthony B. Bradley, kolega Bob yang berlatar belakang
kulit hitam.
Mudir Pengembangan Pesantren
Tebuireng KH Abdul Halim Mahfudz menuturkan, dalam waktu dekat pihaknya akan
segera menindaklanjuti kunjungan kedua profesor itu dan merealisasikan rencana
kerjasama dengan TKC. "Semoga tahun depan bisa langsung terealisasi,"
ujarnya.
Selama dua hari berkunjung, kedua
guru besar TKC itu diajak melihat berbagai unit pendidikan dan fasilitas di
Pesantren Tebuireng. Mulai dari perpustakaan, makam KH Hasyim Asy'ari dan Gus
Dur, hingga unit jasa boga. "Mereka terkesan dengan manajemen jasa boga
yang melayani ribuan santri, karena di TKC hanya ada sekitar 600
mahasiswa," ujar Gus Iim, panggilan akrab Halim Mahfudz.
Selama di Tebuireng, Bob Carle
dan Bradley juga sempat berdialog dengan keluarga besar KHM Hasyim Asy'ari dan
para santri. "Harapan kami, kerjasama ini akan mampu membangun kesepahaman
dan menjembatani kesenjangan persepsi tentang Islam di Amerika Serikat,"
pungkasnya. (saiful)
COMMENTS