Surabaya -- Nahdlatul Ulama (NU) lahir dari kesadaran nasionalisme lewat Nahdlatul Wathan, Nahdlatut Tujjar atau kebangkitan para sauda...
Surabaya -- Nahdlatul Ulama (NU) lahir dari kesadaran nasionalisme lewat Nahdlatul Wathan, Nahdlatut Tujjar atau kebangkitan para saudagar serta pergumulan pemikiran atau Taswirul Afkar. "Dari ketiganya kemudian lahir NU yang hingga kini terus berkiprah bagi eksistensi agama, bangsa, hingga berkontribusi bagi dunia," kata Ahmad Najib AR, Jumat (29/7/2016) petang,
“Salah satu yang menjadi ruh bagi
berdirinya NU adalah keberadaan Nahdlatul Wathan,” kata Gus Najib, sapaan akrab Ketua PW Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) NU Jatim ini. Lewat Nahdlatul Wathan (NW) yang diprakarsai oleh KH Abdul Wahab Chasbullah
di Surabaya bersama sejumlah kiai akhirnya bermunculan organisasi serupa di
berbagai kota, lanjutnya.
Dalam catatan sejarah, NW berdiri tahun 1916, yang merupakan organisasi kaum pesantren dalam wacana dan pergerakan nasional. Organisasi ini, sebagai bentuk kesadaran kaum pesantren sebagai respon atas praktik kolonialisme. "Lewat NW pula, maka semangat
nasionalisme melalui cinta Tanah Air digelorakan para kiai dan ulama sehingga
perlawanan kepada penjajah demikian merasuk di sanubari rakyat," katanya.
Jeang satu abad keberadaan NW, sejumlah pengurus PW LTN NU se-Jawa Timur akan melakukan refleksi terhadap kian lunturnya semangat nasionalisme bangsa Indonesia. "Semangat berkumpul sekaligus memompa kembali semangat cinta Tanah Air di tengah gerusan ideologi dan berbagai tantangan lain," tandas Gus Najib.
Kegiatan
yang dikemas dengan halal bihalal tersebut akan berlangsung Sabtu, (30/7/2016) atau 25
Syawal 1437 H dari jam 08.00 hingga petang. “Kegiatan kami pusatkan di hall
Museum NU Surabaya Jalan Gayungsari Timur No. 35 Surabaya,” kata Rizal Mumazziq
Zionis.
Pada
acara tersebut juga akan diluncurkan buku karya KH. Sholeh Hayat yang
berjudul “Kyai dan Santri dalam Perang Kemerdekaan”. Sedangkan narasumber yang
turut hadir dan akan memberikan orasi adalah H Choirul Anam yang merupakan sejarawan
senior NU, sekaligus penulis buku “Sejarah kelahiran dan Perkembangan NU”
Gus
Rizal yang juga sebagai ketua panitia menginformasikan bahwa para peserta akan
mendapatkan buku karya KH Sholeh Hayat. “Syaratnya harus terdaftar dulu karena
jumlah buku sangat terbatas,” katanya. Untuk konfirmasi kehadiran sekaligus
kepastian mendapatkan buku, peserta dapat menghubungi nomor 0856-4531-1110.
(saiful)
COMMENTS