Surabaya -- Masyarakat pengguna internet dengan mudah bisa mengakses website berkonten Islam di manapun berada. Ini adalah tantangan bag...
Surabaya -- Masyarakat pengguna internet dengan mudah
bisa mengakses website berkonten Islam di manapun berada. Ini adalah tantangan bagi
para pengelola agar mampu memanfaat kesempatan seoptimal mungkin baik dalam hal
konten atau isi, maupun meraup keuntungan materi.
“Sejumlah kalangan telah memanfaatkan website sehingga
bisa menghasilkan income yang menggiurkan,” kata Dodik
Ariyanto, Jumat (24/6) petang. Aktifis Persaudaraan Profesional Muslim Ahlussunnah
wal Jamaah atau PPM Aswaja ini kemudian memberikan contoh sejumlah pihak yang
bahkan memanfaatkan fitnah dan kebencian untuk meraup keuntungan materi, lanjut Mas Dodik, sapaan akrabnya.
Dengan memanfaatkan beberapa menu di
google maupun facebook misalnya, sudah banyak yang akhirnya mampu meraih
keuntungan materi. “Itu hanya soal kreatifitas dan kemampuan mengoptimalkan
layanan yang ada,” terangnya.
Akan tetapi untuk dapat menjadi
website rujukan, Mas Dodik memberikan sejumlah syarat sehingga keberadaannya
benar-benar diharapkan para pengunjung. “Yang pertama adalah produk yang bisa
berupa website dan atau aplikasi,” tandasnya. Karena itu Mas Dodik menyarankan untuk
terus berinovasi dengan memunculkan aplikasi terbaru yang dibutuhkan umat.
Yang kedua adalah price atau harga. “Pastikan
konten yang kita miliki baik di website maupun aplikasi memiliki nilai,
sehingga benar-benar diharapkan pengunjung,” katanya.
“Yang ketiga adalah place, yakni
menyisipkan website dan aplikasi dengan memanfaatkan orang lain atau apa saja
yang memiliki reputasi,” terangnya.
Mas Dodik kemudian memberikan contoh,
kalau di facebook ada fasilitas taq untuk memastikan apa yang diposting, juga berada
di status dan dinding yang bersangkutan. Demikian pula di twitter serta layanan
media sosial yang lain.
Yang terakhir adalah promotion. “Nah, di
sini, perlu ada kreasi dari pengelola website dan aplikasi untuk bisa
memastikan bahwa pilihan kata dan kalimat memiliki daya promosi,”katanya.
Karenanya, 100 kata pertama yang diposting harus benar-benar pilihan dan
mengundang keinginan pengunjung untuk membaca tulisan yang ada, lanjutnya.
Dodik Ariyanto menyampaikan hal ini
saat tampil pada diskusi yang dilaksanakan PW Lembaga Ta’lif wan Nasyr
Nahdlatul Ulama Jatim di Aula Salsabila. Kegiatan yang mengambil tema Tips dan
Trik Mengelola Media Dakwah Online yang Populer dan Provitable tersebut juga
menghadirkan Kiai Ma’ruf Khozin sebagai narasumber. (saiful)
COMMENTS